Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung

Situs Mahmud
TENTANG KAMI
Sebagaimana yang kita ketahui melalui sejarah yang kita miliki bahwa Bangsa Indonesia khususnya Kabupaten Bandung mempunyai sejarah keagamaan yang sangat panjang, yang secara fakta bahwa Agama Budha yang pertama masuk dan sempat menjadi agama yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat. Pada sekitar abad ke 14 masuk juga pengaruh Agama Hindu yang begitu mudah dan dterima oleh masyarakat Indonesia juga berkembang dengan pesat sampai ke wilayah pasundan, Agama Hindulah yang paling dominan mendasari kehidupan keagamaan masyarakat dengan fakta sejarah banyak situs-situs peninggalan Agama Hindu yang masih banyak berdiri sampai sekarang, saking kuatnya pengaruh Agama Hindu. Maka cara kehidupan dan adat istiadat masih banyak yang dipengaruhi ajaran Agama Hindu sampai saat ini.
Sesuai dengan perjalanan sejarah di mulai pada sekitar abad ke 15, maka masuklah pengaruh ajaran Agama Islam melalui pedagang-pedagang dari Gujarat yang dengan kebijakan dan tauladan sebagai landasan penyebarannya sesuai dengan missi Ajaran Islam “Rahmatan Lil ‘Alamin” sehingga dimulai dengan kerajaan Kutai (Kalimantan)menerima ajaran Agama Islam dan merupakan kerajaan Islam pertama sebagai cikal bakal penyebaran Ajaran Agama Islam di Indonesia, penyebaran Agama Islam dilanjutkan oleh para waliyullah dan yang paling berjasa dalam pengembangan Ajaran Agama Islam adalah Wali Songo yang dipimpin oleh Waliyullah Sunan Ampel. Dari jasa-jasa mereka para Auliya, maka penyebaran Ajaran Agama Islam masuk dan diterima oleh masyarakat sampai kepelosok negeri. Masyarakat Jawa termasuk Pasundan yang saat ini termasuk didalamnya wilayah Kabupaten Bandung atas Ramhat Allah YME mempunyai ciri kehidupan yang kental dengan keagamaan (Religius).
Pada sekitar abad ke 16 datang utusan seorang wali ke wilayah Bandung yang bernama Eyang Dalem Raden Haji Abdul Manaf Putra Dalem Rad
en Nayadirga Putra (Sentak Dulang)Putra Dalem Nayasari (Cimanganten Garut) Putra Dipati Ukur Tsalis Putra Dipati Ukur Tsani Putra Pangearan Atas Angin Putra Sayyid Syeh Maulana Abdurahman Putra Sultan Agung Mataram Putra Raden Jaya Puspa (Guru Gantangan). Beliau (Mbah Eyang Dalem) mencari tempat yang belum terinjak oleh Belanada, maka Beliau menemukan tempat sebuah danau pinggir Sungai Citarum yang sekarang Wilayah Kampung Mahmud Desa Mekarrahayu Kecamatan Margaasih yang berbatasan dengan Wilayah Desa Gajahmekar Kecamatan Kutawaringin.
Agar danau tersebut menjadi daratan maka beliau memanggil para pembantu/muridnya dan mengatakan siapa yang sanggup memindahkan aliran sungai Citarum ke sebelah selatan dan mengelilingi daerah danau. Maka seorang Abdi/Murid beliau yaitu Mbah Eyang Abdullah Gedug sanggup memindahkan aliran sungai Citarum sesuai dengan yang dikehendaki Eyang Dalem Haji Abdul Manaf dalam waktu sekejap, dengan kesaktiannya beliau melaksanakan kesanggupannya. Dalam sekejap pindahlah aliran sungai Citarum kearah Leuwi Gajah (bukan nama daerah tapi nama lokasi) yang dulunya mengarah ke Leuwi Bagus. Bekas batas Citarum yang dulu Beliau(Mbah Eyang Abdullah Gedug) tandai dengan sebuah batu di daerah Balandong yang sekarang menajadi tugu pembatas antara Mahmud dan Balandong. Eyang Dalem Haji Abdul Manaf berpesan “Nanti suatu waktu aliran Sungai Citarum akan dikemablikan pada asalnya. Maka harus diingat itulah tanda akhir jaman” Wallahu ‘Alam Bishshawab. Setelah itu Beliau Eyang Dalem Haji Abdul Manaf pergi ke Mekah Al-Mukaromah untuk melaksanakan Ibadah Haji , Beliau mendapat ilham untuk mengambil segenggam tanah dari daerah Mahmud (di Mekah Al-Mukaramah) dan harus ditanam di wilayah danau tersebut
sehingga atas karomahnya waliyullah serta idzin Allah SWT, maka daerah tersebut jadilah daratan. Dan dari situlah Beliau mulai penyebaran Ajaran Islam dan dibantu oleh simpatisannya diantaranya Embah Eyang Abdulllah Gedug. Beliau menyampaikan ajaran Agama Islam dengan ke’arifan serta ketawadluan sehingga kesederhanaan merupakan ciri khas yang menjadi latar belakang adat yang sampai sekarang masih berusaha dilestarikan diantara wasiat belaiau adalah:
-Jangan mendirikan bangunan dari tembok dan menggunakan kaca
-Jangan menabuh alat musik (gamelan) yang menggunakan goong besar
-Tonjolkan Kemahmudan (keterpujian) dalam sikap sehari-hari.
-Mengaji dan Ibadan merupakan aktifitas utama di Mahmud
-Menutup aurat merupakan kewajiban yang harus dipatuhi
-Pegang teguh Sadagori (ada sebagian penafsiran bermakna Sabda Guru)
-Jangan membunyikan pesawat radio/televisi keras-keras
-Hiduplah dengan sederhana
-Tidak boleh beternak angsa (identik dengan kegaduhan yang mengganggu ibadah)
Dan mungkin masih ada yang tidak dapat penulis cantumkan karena keterbatasan pengetahuan penulis.
Atas kearifan dan kesederhanaan itulah maka ajaran Islam berkembang dengan pesat di wilayah Bandung.
Sepeninggal Beliau (Mbah Eyang Dalem) kira-kira abad ke 18 maka datanglah seorang Waliyullah yang bernama Mbah Eyang Agung Zenal ‘Arif beliau Putra Raden Asmadin Sanghyang Bendungan Gunung Galunggung, Putra Raden Samadin (Pamijahan) Putra Dalem Bojong (Sanghyang Pamijahan) Putra Syech Abdul Muhyi (Makam Safarwadi Pamijahan) Putra Dalem Sacaparana Raden Tumenggung Wiradaha (Keturunan Sultan Mataram) Beliaulah (Mbah Eyang Agung) sampai ke Mahmud setelah melakukan perjalanan spiritual selama 30 tahun dengan menetap di tiga gunung untuk melakukan Khalwah meminta petunjuk kepada Allah SWT dimana belaiu harus menetap, dan dapatlah petunjuk bahwa beliu harus ke Mahmud. Dengan arif dan ketawadluannya meneruskan perjuangan sepeningggal Mbah Dalem Haji tersebarlah ajaran Islam dengan pesat sampai ke pelosok kampung bukan hanya yang sudah memeluk agama Hindu tapi yang termasuk golongan Fatrah banyak yang masuk agama Islam dan berguru ke Mahmud baik ajaran sepiritual juga ilmu-ilmu bela diri dan kesaktian yang sedang trand masa itu. Dari Keturunan Waliyulllah itulah maka lahir generasi penerusnya yang termashur dan merupakan tokoh dan ulama terkemuka seperti Al-Maghfurah Kyai Raden Haji Muhammad Zarkasih (Pesantren Cibaduyut) yang terkenal kebijakannya baik dikalangan pemerintahan pada waktu itu terutama bagi umat. Dan banyak lagi yag tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Barokah dan Karomah Beliau para Auliya Allah Mahmud tetap eksis sampai sekarang terbukti beberapa ulama dan pesantren terkenal berdiri pada saat ini baik di dalam wilayah Mahmud juga di luar Mahmud seperti Al-Mukarom KH.Sopyan Yahya MA (Pesantren Darul Ma’arif)
(Anggota DPD DPR RI) Sindang Palay Kabupaten Bandung, Al-Mukarom KH.Ahmad Busyiri Muslim (Pesantren Al-Burdah) Kabupaten Bandung, Al-Mukarom KH.Muhammad Muhyidin Abdul Qodir MA (Pesantren Asyifa Al-Mahmudiyah) Kab.Sumedang Al-Mukarom Syaikhuna Buya Udin (Pesantren Sindang Resmi) Cigondewah Kodya Bandung, Al-Mukarom KH.Ahmad Salimul Afip (Pesantren Ad-Dahlaniyyah) Kabupaten Bandung dan yang lainnya. Merekalah
yang meneruskan perjuangan para Auliya Allah Mahmud yang merupakan ‘Alim Ulama kebanggaan Umat di Kabupaten Bandung Khususnya dan Indonesia Umumnya.
Dan momentum tersebut dijadikan Misi dan Visi Bupati Kabupaten Bandung sekarang Yang Terhormat Bapak Dadang Naser,S,Ip diantaranya “Terwujudnya Kabupaten Bandung Yang maju,mandiri, berdaya saing melalui tatakelola pemerintah yang baik dan pemantapan pembangunan pedesaan berdasarkan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan” Beliau merupakan sosok yang agamis dan paham terhadap sejarah Kabupaten Bandung hal ini melanjutkan perjuangan Bapak Bupati sebelumnya yang kental dengan keagamaan.







